Seorang bapak tua berdiri dengan tongkat tuanya, terdiam, dengan seonggok tisu di genggaman.
tiap pagi ku jumpa dengannya. tunantera penjual tisu.
menunggu pembeli. tidak meminta minta. tidak menadah tangan.
berjalan sepanjang selasar stasiun
bagiku itu cukup menggambarkan sebuah perjuangan
sebuah penghargaan terhadap dirinya
bahwa walau memiliki kekurangan
namun semangat nya untuk berjuang sangat membanggakan.
jauh nun di sana, di kerumunan kalangan cosmopolitan
, tak jarang kita temui ragam manusia
,dengan aneka tampilan dan gaya menadahkan tangan
dengan ragam cara , merajuk, merayu bahkan
dengan cara kasar sekalipun....
merampas hak orang lain
tanpa acuh pada sesamanya .....
untuk sebuah nama penghargaan.....
tiap pagi ku jumpa dengannya. tunantera penjual tisu.
menunggu pembeli. tidak meminta minta. tidak menadah tangan.
berjalan sepanjang selasar stasiun
bagiku itu cukup menggambarkan sebuah perjuangan
sebuah penghargaan terhadap dirinya
bahwa walau memiliki kekurangan
namun semangat nya untuk berjuang sangat membanggakan.
jauh nun di sana, di kerumunan kalangan cosmopolitan
, tak jarang kita temui ragam manusia
,dengan aneka tampilan dan gaya menadahkan tangan
dengan ragam cara , merajuk, merayu bahkan
dengan cara kasar sekalipun....
merampas hak orang lain
tanpa acuh pada sesamanya .....
untuk sebuah nama penghargaan.....
No comments:
Post a Comment